Jumat, 05 Juni 2009

Cerita Tentang Anjing Saya

Saat saya kecil saya pernah memiliki seekor anjing. Anjing kampung biasa. Bila siang dia dikandangkan, dan bila malam dia dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah. Setiap pagi dia pasti sudah menungg kembali di depan kandang untuk makan pagi.

Seperti layaknya anjing lain, ia memiliki suatu kebiasaan yaitu menandai daerah mereka dengan kencingnya. Biasanya dia akan mengencingi beberapa pohon atau tiang listrik sebagai tanda bahwa itu adalah daerahnya.

Apa arti dari kata "daerahnya"? Maksudnya adalah anjing, ataupun orang tidak dikenal lain yang masuk daerahnya, adalah suatu ancaman.
Setiap ada makhluk lain yang masuk ke daerahnya selalu disalaki oleh anjing saya. Untung anjing saya dikandangkan, karena apabila tidak ia pasti sudah mengejar makhluk tersebut.

Anjing lain pun mengerti bahwa daerah yang sudah dikencingi anjing saya adalah daerahnya.Diketahui dari baunya Tetapi terkadang ada yang nekat menerobos. Dan biasanya anjing saya akan langsung beringas. Tidak jarang ia berhasil menjebol kandang dan mengejar anjing lawannya itu hingga berakhir pada perkelahian. Saya pun tentu jadi kelabakan untuk melerainya.

Sekarang, mari kita refleksikan cerita saya dengan masalah baru2 ini! Blok Ambalat.

Malaysia (tampaknya) secara sengaja memprovokasi kita dengan melanggar batas wilayah kita di Blok Ambalat. Bukan pertama kalinya. Dalam tahun 2009 sudah 11 kali (CMIIW).Banyak yang gusar.

"apa mau mereka?meminta perangkah?"

Itulah pikiran banyak orang.

Perang.
Sebuah kata yang mudah diucapkan tapi berat ketika dilaksanakan.

Kita diciptakan sebagai manusia.Anda yang bukan manusia silahkan beranjak dari depan komputer anda.
Dan apakah arti Manusia bagi anda semua?
Manusia, artinya kita adalah makhluk yang berbudi.
Manusia, artinya kita adalah makhluk yang superior.
Manusia, artinya kita memiliki derajat lebih tinggi dari makhuk lain. Apalagi dari anjing saya yang diawal saya ceritakan.

Kita bisa berpikir.Anjing tidak.
Kita bisa duduk dalam suatu ruangan untuk bersama-sama memecahkan masalah.Anjing tidak.

Jika kita bisa melakukan semua hal yang anjing tidak bisa, tetapi kita justru memilih hal yang sama dengan yang anjing saya lakukan, apa arti menjadi seorang manusia?

Banyak orang yang rela mati demi negaranya. Sayapun demikian.
Tapi banyak pula orang yang tidak rela harus mati konyol dengan provokasi murahan seperti yang dilakukan Malaysia. Sayapun demikian.
Dengan keyakinan bahwa saya bisa lebih bermanfaat di bidang lain bagi negara kita.

Para tentara rela mati mengabdi bangsa Indonesia.Sudah seharusnya.
Sama seperti seorang dokter yang memberikan hidupnya demi keselamatan pasiennya. Sama seperti seorang guru yang memberikan setiap tetes keringatnya demi anak muridnya.

Pertanyaan saya. Jika perang terjadi, apakah hanya tentara saja yang menjadi korban?
Israel-Palestina, banyak wanita berjatuhan.
PD II-Bom Hiroshima-Nagasaki, Banyak anak2 menjadi cacat.
Dan apakah tentara-tentara itu hanya mempertaruhkan nyawanya sendiri?
Tidak.Ingatlah bahwa mereka juga ayah dari seorang anak, bahwa mereka juga suami bagi istrinya, dan juga mereka adalah seorang anak bagi orang tua mereka.

Pergi berselancar di internet saya memasukkan keyword : War Victims pada search engine.
Apa yang muncul? Silahkan anda lihat sendiri wajah orang-orang yang tidak tahu apa-apa tetapi menjadi korban.

Saya tiba-tiba membayangkan bila wajah-wajah itu adalah orang tua saya, saudara-saudara saya, dan orang lain yang saya kasihi.

Apa itu yang kita semua inginkan?

Menurut hemat saya, provokasi yang dilancarkan Malaysia adalah sebuah ujian dari Tuhan.
Ujian macam apa?
Ujian yang hendak menguji, sudah pantaskah kita menjadi bangsa yang besar, yang tidak mudah diprovokasi oleh orang lain.

Ini lah prinsip yang saya pegang.
Setiap Provokasi yang saya abaikan akan membuat saya semakin menjadi manusia, dan setiap provokasi yang saya sampaikan akan membuat saya semakin jauh dari apa yang disebut manusia.

Banyak peradaban yang terbentuk karena perang. Tapi itu semua masa lalu!
Masa di mana komunikasi merupakan suatu hal yang merepotkan!
Sekarang mari kita lihat. Saya menulis di Indonesia dan dalam hitungan detik saudara saya yang di Belanda pun bisa membaca. Semudah itulah komunikasi jaman sekarang.
Kita bisa membangun sebuah komunikasi yang baik bila kita memang menginkan hal tersebut!

Dan yang perlu diingat:
Damai bukan berarti lemah.
Damai bukan berarti tidak berbuat apa-apa.
Damai adalah bijaksana.
Damai adalah dewasa.
Damai adalah manusia.

Sebagai penutup, saya akan melanjutkan cerita tentang anjing saya.
Apa yang terjadi setelah anjing saya berkelahi adalah hal yang selalu sama. Kedua-duanya sama-sama terluka.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

BAGUS PIP !!! Gw bangga sama lo.....

Cuckoo mengatakan...

pipa ini bagus banget dari atas sampe bawah ckckck

Anonim mengatakan...

ckckck..
ps baca awalny kirain cerita bleki.
=)


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Bridal Gowns. Powered by Blogger